Istri Tega
Berzina dan Mengkhianati Suami,
Ini adalah cerita pengakuan seorang istri yang menulis pada catatan
facebooknya tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinahan akibat
(sisi buruk) jejaring sosial facebook/Fb. Semoga bisa kita jadikan renungan dan
bisa jadi pelajaran bagi kita semua ...
"Pernikahanku
dengan Ifan (nama samaran) sudah memasuki tahun ke-10. Selama itu hubunganku
dengan Ifan sangat harmonis. Apalagi dengan kehadiran tiga buah hati kami.
Namun,
petaka di dalam keluargaku mulai muncul tatkala aku mengenal Fb. Gara-gara
jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh
berantakan. Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan
rayuan lelaki lain melalui Fb.
Cerita ini
berawal ketika 2013 lalu aku diperkenalkan oleh suamiku tentang facebook. Saat
itu, aku yang hanya bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru.
Suamiku pun senang karena melihat diriku tidak bosan menjaga anak di rumah.
Sebulan
mengenal facebook, aku menilai tak ada yang istimewa pada jaringan sosial ini.
Namun, setelah mengenal chat (ngobrol), aku mulai menikmatinya. Apalagi banyak
yang ingin berkenalan denganku.
Baik itu
laki-laki, maupun ibu-ibu. Wajahku memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini
usiaku sekitar 34 tahun. Aku memasang foto profil yang cukup menarik di
facebook. Mungkin ini yang membuat banyak orang yang tertarik untuk berkenalan
lebih jauh denganku.
Dari sekian
banyak lelaki yang menyapa aku di facebook, ada beberapa lelaki yang mengaku
tertarik kepadaku. Walaupun saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah punya anak
dan suami. Sehingga, mereka tidak pantas untuk menyukaiku.
Awalnya
aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook.
Namun, setelah aku mengenal Salam (samaran), semuanya berubah. Salam adalah
salah satu pejabat di perusahaan BUMN di Sulsel. Salam betul-betul mampu
menggoyahkan imanku. Bahasanya yang santun, dan caranya ia memerhatikanku di
facebook telah membuat hati ini luluh.
Setiap hari kami ngobrol lewat facebook. Bahkan kami saling bertukar pikiran tentang rumah tangga kami masing-masing. Ya … boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik saya maupun Salam.
Akhirnya,
Salam menyatakan sayangnya lewat chat dan ingin berjumpa denganku.
Aku yang
sejak awal sudah tertarik dengan Salam tak mampu menolaknya. Namun, aku masih
malu-malu menyatakan suka kepadanya.
Setelah
sekian bulan hanya chat di facebook, kami pun sepakat untuk bertemu. Kami
kemudian melakukan pertemuan di salah satu restoran di bilangan Makassar bagian
barat. Saat itu Salam datang seorang diri, sementara aku membawa anak bungsuku.
Walaupun,
aku menyukainya, aku tak ingin pertemuan kami menimbulkan fitnah. Perasaanku
deg-degan saat bertemu dengan Salam. Ia pun menyapaku dengan suara berat. Ada
yang lain muncul di dalam hatiku. Di tempat itu, Salam pun kembali menyatakan
ketertarikannya kepadaku. Akupun menyatakan hal yang sama.
Pertemuan
dengan Salam di restoran tersebut bukanlah hal yang terakhir. Sejak pertemuan
itu, kami pun sering janjian untuk bertemu. Bahkan, kadang, aku bertemu dengan
Salam seorang diri tanpa membawa anakku. Kebetulan di rumah aku memiliki
seorang pembantu rumah tangga.
Rupanya,
inilah awal dari keretakan rumah tanggaku dengan Rudi. Aku sudah mulai jarang
di rumah tanpa sepengetahuan Rudi. Maklum, setiap hari Rudi bekerja mulai dari
pagi hingga malam.
Sementara,
kadang aku selalu bertemu dengan Salam dari siang hingga sore. Salam telah membuka
mataku tentang indahnya dunia ini. Ia mengajak aku shopping, wisata kuliner,
dan mendatangi tempat-tempat hiburan lain. Ini semua kulakukan tanpa harus
mengeluarkan duit. Aku seakan-akan sudah terjebak dalam kehidupan foya-foya.
Walaupun
aku sering foya-foya dengan Salam, sikapku di rumah tetap seperti biasa. Aku
tetap melayani suamiku ketika ia baru pulang dari kantor, termasuk mengurus
pakaian dan makanannya saat ia akan ke kantor di pagi hari.
Setelah
jalan bareng dengan Salam selama dua bulan, aku pun tak mampu menolak ajakan
Salam untuk bertemu di hotel. Saat itu Salam sudah membooking satu kamar di
salah satu hotel berbintang di Makassar.
Sekitar
pukul 11.00, aku datang menemuinya di kamar itu. Setelah kami
berbincang-bincang selama beberapa menit, aku tak kuasa ketika Salam memeluk
tubuhku. Akhirnya, aku pun terjebak, dan rela melakukan hubungan suami istri
dengan lelaki yang bukan suamiku sendiri.
Sejak
peristiwa itu, kami sering melakukannya, dari satu hotel ke hotel yang lain.
Aku pun begitu menikmati kehidupanku ini. Namun, hatiku setiap hari berteriak.
Aku tak rela mengkhianati suamiku yang sudah memberiku tiga orang anak.
Apalagi ia
begitu baik dan begitu mempercayaiku. Ia pun sangat disenangi oleh keluargaku.
Aku ingin
lepas dari kehidupan Salam yang harus kuakui telah memberi warna baru dalam
hidupku. Ia pun mengaku tulus mencintaiku. Di depanku juga ia mengaku berdosa
telah mengkhianati istrinya. Tapi, ia pun tak bisa meninggalkanku.
Bulan
berganti bulan, kehidupanku tak ada yang berubah. Aku pun dan Salam masih tetap
jalan bareng. Bahkan, aku semakin takut kehilangannya. Namun, peribahasa yang
mengatakan, "sepandai- pandainya tupai melompat pasti akan jatuh
juga" telah terbukti kepada diriku.
Sepandai-pandainya
aku menyembunyikan hubunganku dengan Salam, akhirnya ketahuan juga oleh
suamiku. Aku ketahuan selingkuh setelah suamiku membaca pesan singkat atau SMS
Salam yang berisi kata-kata mesra. Ia pun memaksa aku untuk mengaku. Aku saat
itu tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi suamiku langsung menghubungi nomor ponsel
Salam.
Awalnya
Salam membantah, dan mengatakan bahwa ia dan diriku hanya berteman.
Namun,
setelah diancam oleh suamiku, Salam mengakuinya dan meminta maaf. Namun,
suamiku sudah terlanjur sakit. Ia pun langsung menceraikanku. Saat ini aku, dan
Ifan masih dalam tahap perceraian.
Namun,
dalam doaku setiap selesai shalat aku memohon maaf kepada Allah SWT, kepada
suamiku, kepada anak-anakku dan kepada keluargaku karena aku telah
menyia-nyiakan cinta mereka. Aku ikhlas menerima ini semua atas konsekuensi
dari perbuatanku sendiri. Namun, aku masih tetap berharap untuk bisa kembali
bersama dengan Ifan, dan akan aku buktikan untuk menjadi istri yang baik."
0 komentar:
Posting Komentar